Tips dan Trik : Mendongkrak Produktivitas Singkong dari 25 ton/Ha Menjadi 90 ton/Ha

Dalam sebuah pertemuan dengan Koordinator Penyuluhan Pertanian Kecamatan Mlandingan, kami berbincang tentang beberapa hal ringan namun menarik, diantaranya tentang sebuah teknik yang direlease oleh Sinar Tani dot Com. Dalam perbincangan tersebut terbersit beberapa hal tentang Singkong (manihot utilissima) diantaranya :
1. Varietas Unggul Apa yang baik ditanam dan dikembangkan.
2. Teknik Budidaya yang Bagaimana yang baik ?.


Nanti akan kami upayakan selaraskan beberapa informasi dalam posting blog ini secara bersambung, salah satunya adalah berita dari Sinar Tani berikut ini : 
Sinar Tani dot Com - Industri tepung tapioka rakyat berbahan baku singkong tidak semestinya berhenti operasi, bhla petani singkong mendapatkan untung yang lebih dari memadai. Dengan menggunakan teknik rangsangan hormon, produksi singkong bisa dinaikkan dari 25 ton/ha menjadi 90 ton/ ha.
Wayan Supadno formulator hormon yang bisa mendongkrak produksi singkong itu mengatakan selama ini produksi singkong rendah karena tanahnya kekurangan hormon tertentu akibat rendahnya jumlah mikroba yang hasilkan hormon.
Kita harus sadari lanjutnya bahwa karakter khas singkong rakus hara, tanah yang ditinggalkan kadar C-organik < 1%. Ini berdampak mikroba pemakan C-Organik tersebut yang menghasilkan NPK dan hormon tidak berbiak maksimal, padahal sangat-sangat penting, yang menjadikan akar calon umbi banyak adalah hormon IAA/Auksin. Yang menjadikan umbi besar adalah NPK dan unsur lainnya. “Dan yang menjadikan umbi-umbian ekstrim membengkak adalah hormon sitokinin, giberelin, kholkisin, karena sel umbi terbelah berlipat ganda kuadran/ sitokinesis poliploidi,” tambah Wayan Supadno Formulator Hormax yang mengandung hormon untuk melipatgandakan hasil singkong.
Sayangnya,  petani kita lanjutnya masih depend emotional (tergantung secara emosi) tanpa logis kepada NPK sintetis. Ini harus dirubah.


Tekniknya
Teknik pemanfaatan hormon untuk singkong jelas Wayan Supadno, pertama, bibit singkong bagian bawah yang akan dibenamkan di tanah lukai beberapa titik dengan gergaji waktu memotong  bibit, celupkan 15-30 menit ke larutan hormon Auksin/ IAA (HORMAX 1 tutup dengan air 1 liter), agar akar calon umbi dirangsang keluar sebanyak mungkin dan bertingkat-tingkat.

Kedua, tabur pupuk organik granul di titik-titik tanam kemudian semprot atau rendam dengan Pupuk Bio Organik C-Organik tinggi dan multi mikroba (ORGANOX, kadar C Organik 21 %) agar berbiak sempurna untuk suplai NPK dan keringatnya mikroba yang bernama hormon di antaranya sitokinin, giberelin, dan kholkisin bereaksi dengan umbi tersebut.
Ketiga, semprot rutin di akar tiap 2 bulan sekali sejak usia 2 minggu, dengan campuran ZPT/ multihormon (HORMAX, 3 tutup/tangki) dan Pupuk Bio Organik (ORGANOX)  minimal 10 tutup/tangki. Hormon Asam Absisat (ABA) yang terkandung dalam HORMAX berperan penting dalam keseimbangan kebutuhan air, inilah yang menjadikan singkong tahan terhadap kekeringan, sehingga kelangsungan pembengkakan umbi berlanjut. Maka pentingnya kombinasi antara ORGANOX dan ZPT HORMAX.

Beberapa postingan sejenis :
  1. Sistem Mukibat untuk Meningkatkan Produksi Ketela Pohon
  2. Beberapa Varietas Unggul Singkong
Sedia Mikoriza, 
Cara Order, ketik Nama, Alamat, Nama dan Jumlah Produk kirim ke 081249412121


0 komentar: